Hijab Seragam Sekolah

Sebagian besar sekolah di negara-negara Timur Tengah dan Asia memiliki seragam untuk dipakai ke sekolah. Ini mempromosikan rasa persatuan, memiliki serta mengajarkan anak-anak untuk mengikuti dan mematuhi aturan. Jenis seragam yang dikenakan di sekolah sangat tergantung pada wilayah etnis di mana sekolah itu berada. Faktor lain yang juga memainkan peran penting dalam menentukan jenis seragam yang dianut termasuk agama utama di wilayah tersebut serta iklim.

Banyak sekolah Non-Muslim Asia memiliki siswa mereka mengenakan celana dan kemeja untuk anak laki-laki dan rok atau gaun pinafore untuk anak perempuan. Di negara-negara Islam Timur Tengah, seragam sebagian besar bersekutu dengan aturan berpakaian yang ditetapkan oleh Islam. Anak laki-laki sering kali mengenakan jubbas sedangkan seragam anak perempuan terdiri dari Hijab dan jilbab. Hijab panjang, longgar di atas gaun yang biasa disebut pakaian wanita Muslim.

Warna Hijab bervariasi dari sekolah ke sekolah, berdasarkan warna simbolik sekolah, tetapi gaya pasti sangat mirip satu sama lain karena Islam tidak menyetujui atau mengizinkan pakaian yang sangat bergaya untuk dikenakan oleh wanita ketika mereka berada di luar. bangunan rumah mereka. Baik muda atau tua, semua siswi terlihat mengenakan jilbab di sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi, Oman, Qatar, Iran, Irak dan Mesir untuk beberapa nama.

Meskipun mayoritas sekolah di negara-negara ini adalah milik Muslim, namun ada sebagian kecil sekolah Katolik yang tersedia di mana-mana. Sekolah-sekolah ini dijalankan oleh administrasi Non Muslim, tetapi seragamnya masih terdiri dari jilbab dan jubbas jika mereka berada di negara Muslim yang relatif ketat. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap mayoritas penguasa negara dan agama mereka.

Jilbab untuk anak sekolah sebagian besar terbuat dari bahan yang mudah diatur yang tidak mengganggu atau menghambat kinerja anak dengan cara apa pun. Entah itu bagian dari seragam atau dipakai sebaliknya, jilbab ini juga bertindak sebagai simbol identitas dan persatuan bagi seluruh komunitas wanita Muslim. Ketika gadis-gadis muda mulai memakainya pada usia sekolah awal, mereka kemudian tidak mengalami kesulitan dalam menerima gaun longgar, yang mungkin menjadi subyek ketidaksetujuan untuk gadis-gadis Non Muslim. Oleh karena itu mengenakan gaun ini sejak anak usia dini terbukti menjadi cara yang bagus untuk mengajar anak-anak muda tentang kesopanan dan konservatisme yang ditanamkan dalam akar agama mereka.